Assalamu'alaikum

Senin, 09 Januari 2012

Sedikit berbagi tentang marga Dan Tarombo


MARGA adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah (patrilineal). Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis keturunan selalu dihubungkan dengan anak laki laki. Seorang Batak merasa hidupnya lengkap jika ia telah memiliki anak laki laki yang meneruskan marganya. Note: sebagai Batak Kristen kita harus meninggalkan anggapan tersebut. Perempuan atau laki-laki sama-sama berharga dimata TUHAN, dan kita berkewajiban untuk mempertanggung jawabkannya kepada TUHAN melalui mendidik, membesarkan, menyekolahkan dan menjadikannya anak TUHAN(pengikut Kristus).

Sesama satu marga dilarang saling mengawini, dan sesama marga dalam Dalihan Na Tolu disebut Dongan Tubu. Menurut buku “Leluhur Marga Marga Batak”, jumlah seluruh Marga Batak sebanyak 416, termasuk marga suku Nias.

TAROMBO adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah. Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga.(silahkan baca tulisan dihalaman Tarombo Kami) . Bila orang Batak berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya Marga dan Tarombo. Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui apakah mereka saling “mardongan sabutuha” (semarga) dengan panggilan “ampara” atau “marhula- hula” dengan panggilan “lae/tulang”. Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah ia harus memanggil “Namboru” (saudara perempuan ayah/bibi),“Amangboru/Makela”,(suami dari saudara ayah/Om)“Bapatua/Amanganggi/Amanguda” (abang/adik ayah), “Ito/boto” (kakak/ adik), PARIBAN atau BORU TULANG (putri dari saudara laki laki ibu) yang dapat kita jadikan istri, dst

Dahulu bahkan mungkin sampai sekarang masih, setiap pemuda yang akan berangkat merantau baik untuk melanjutkan studi maupun mencari pekerjaan atau kehidupan yang lebih layak, selalu di bekali oleh orangtuanya dengan TAROMBO. Dan khusus untuk Batak Kristen maka selalu dipesankan sbb:

  1. Lului amongmu disi (cari orangtua semarga di tempat perantauan misal bapatua/bapauda). Bagaimana caranya ?. Cari teman semarga dan mulai martarombo agar tahu harus panggil apa. (Bapatua, Bapauda atau ompung).
  2. Marsaor tu angka dongan (bergaul dengan lingkungan termasuk dengan sesama Batak). Biasanya ini diaplikasikan dengan kumpulan orang Batak (STM/Parsahutaon).
  3. Lului Gareja (Janngan lupa Beribadah dan aktif di Gereja). Inilah yang melatarbelakangi mengapa pemuda/i perantau biasanya aktif di Gereja baik melalui punguan Naposobulung maupun kegiatan lainnya.
  4. Lului Tulangmu (cari marga semarga dengan ibumu). Latar belakannya karena falsafah orang Batak : Dangka do Dupang, Amak do Rere, Ama do Tulang, Anak do Bere, artinya Kelompok Tulang juga merupakan orangtua bagi kita sebaliknya kita pun anak bagi Tulang.

Dengan mengetahui Tarombo, maka kita tahu persis siapa kita dan posisi kita dalam setiap hubungan kekerabatan. Bila kita tidak mengetahuinya maka kita akan disebut DALLE (tidak jelas asa usulnya)atau NALILU (nyasar entah darimana tidak jelas juntrungannya).

Ingat… jangan sampai sesama marga Sitorus memanggil LAE atau sesama boru Sitorus memanggil EDA. Jika itu sampai terjadi maka berarti dia adalah Sitorus atau boru Sitorus NALILU.


Horas .... salam manis untuk pembaca.

Aknal Rodinal Sitorus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar