Assalamu'alaikum

Senin, 09 Januari 2012

Basaha Untuk mencegah ke pikunan

Ada banyak manfaat menguasai berbagai bahasa. Anda dapat menikmati buku, musik, dan film dalam bahasa lain. Bahkan menguasai berbagai bahasa dipercaya dapat mencegah gejala pikun alias Alzheimer.

Dalam sebuah penelitian terhadap 450 pasien Alzheimer, yang dipimpin oleh Ellen Bialystok, seorang profesor psikologi di York University di Toronto, mereka yang menguasai bahasa lain, sebagian besar hidup mereka mampu mencegah gejala Alzheimer selama empat sampai lima tahun lebih lama daripada orang yang hanya bicara satu bahasa. Meskipun kemampuan berbicara dua bahasa tidak mencegah penyakit “perampok” ingatan itu, hal itu menunda munculnya gejala.

Mengapa? Kuncinya mungkin sesuatu yang disebut cadangan kognitif. Belajar dan berbicara dua bahasa membutuhkan otak untuk bekerja lebih keras, yang membantu otak tetap lincah. Seperti melakukan teka-teki silang dan belajar keterampilan baru yang dapat membantu otak menciptakan dan memelihara lebih banyak hubungan saraf. Otak dengan lebih cadangan kognitif dan lebih banyak fleksibilitas dan kontrol eksekutif dianggap mampu mengganti hilangnya neuron yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer.

Psikolog Universitas British Columbia, Janet Werker, menguji bayi di Spanyol yang tumbuh dengan mempelajari bahasa Spanyol dan Katalan. Dia menunjukkan bayi itu dengan video wanita berbicara bahasa yang tidak pernah mereka dengar, yakni Inggris dan Prancis. Tetapi dengan tanpa suara. Dengan mengukur ‘rentang perhatian, Werker menyimpulkan bahwa bayi bisa membedakan antara bahasa Inggris dan Prancis hanya dengan menonton isyarat wajah. Bisa saja perbedaan bentuk bibir.

Werker mencontohkan, dalam bahasa Inggris “th” membangkitkan bentuk khas bibir dalam dan bentuk gigi. “Apapun isyaratnya, bayi denga satu bahasa tidak bisa membedakan, “kata Werker.

Penelitian lain baru-baru ini didukung hubungan antara bilingualisme dan kontrol eksekutif. Penelitian yang melibatkan bayi yang dijejali dua bahasa sejak lahir, ditemukan bahwa bayi bilingual tidak bingung dengan dua bahasa karena mereka belajar sangat awal untuk mendapat perhatian yang lebih baik, menurut AP.

Studi lain yang melibatkan 230 orang menemukan bahwa manfaat ke memori pada orang tua yang meningkat dengan jumlah bahasa yang mereka bicarakan. Mereka yang berbicara empat atau lebih bahasa, lima kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan masalah kognitif dibandingkan yang bilingual. Dan orang-orang yang berbicara tiga bahasa, tiga kali lebih kecil kemungkinan memiliki masalah kognitif daripada orang yang berbicara dua bahasa. Studi ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Neurology di Honolulu pada bulan April.

Bagaimana dengan kita yang tidak cukup beruntung untuk belajar dua bahasa pada saat bayi? Para ahli mengatakan ada banyak alasan untuk optimis. Beberapa manfaat kognitif dengan belajar bahasa lain masih berlaku, bahkan ketika bahasa itu dipelajari pada pertengahan hidup. Bahkan jika Anda tidak pernah mencapai kefasihan. Idenya adalah hanya untuk menjaga otak Anda aktif.

Nah bagi pembaca kalau ga ingin cepat-cepat pikun inih ada sedikit tips untuk anda .untuk menghindarai kepikunan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar